Pada Rakor Teknis persiapan penyelengaraan Tour de Singkarak (TdS) 2021, Kamis 18 Februari 2021 lalu di Kyriad Hotel Bumiminang Padang, ada hal yang sangat menarik disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Novrial yaitu rencana diadakannya UCI Gran Fondo yang diberi nama Singkarak Gran Fondo. Selama 11 kali pelaksanaan TdS sejak 2009, tahun 2021 ini lah pertama kali Gran Fondo dilaksanakan. Untuk mendapat penjelasan lebih detail tentang apa sebenarnya UCI Gran Fondo maka Selasa 23 Februari 2021 redaksi menghubungi Ketua Tim Tehnis yang ditugaskan PB ISSI Indra Dhani untuk mendukung pelaksanaan TdS 2021. Indra Dhani yang juga Kabid Perlombaan PB ISSI menjelaskan istilah Gran Fondo berasal dari bahasa Italia, apabila diterjemahkan bahasa Inggrisnya adalah “Big Ride” yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan bersepeda jarak jauh bersama-sama.
Lebih lanjut Indra menjelaskan Gran Fondo adalah event balap sepeda perorangan yang terdiri dari beberapa kategori usia. Peserta dari Gran Fondo adalah para penggemar balap sepeda non atlit yang berasal dari komunitas maupun mantan atlit dan masih mempunyai kapasitas serta stamina untuk bersepeda jarak jauh. Pemenang pada event Gran Fondo ini adalah peserta yang tercepat, selain itu peserta diharuskan untuk menyelesaikan tantangan jarak dalam waktu yang sudah ditentukan. “Kita menginginkan bahwa TdS 2021 juga dirasakan oleh para pehobi balap sepeda sehingga komunitas pencinta balap sepeda merasakan sebagai bagian dari Tour de Singkarak dan ikut mempromosikan Sumatera Barat sebagai destinasi wisata yang sangat potensial,” tutur Indra.
Terkait regulasi dan kategori perlombaan Indra menerangkan Gran Fondo mengacu pada ketentuan dari federasi balap sepeda dunia (UCI). Event UCI Gran fondo sudah biasa diadakan diberbagai belahan dunia. Di Indonesia Tour de Bintan di Provinsi Kepulauan Riau yang sudah terlebih dahulu mengadakan UCI Gran Fondo. Tour de Bintan sudah termasuk dalam kategori UCI Gran Fondo World Champion, dimana pebalap yg berpartisipasi mendapatkan point UCI untuk mengikuti UCI Gran Fondo World Championship. Pemenang Gran Fondo ini akan mendapatkan jersey “Juara Dunia Gran Fondo” yang berhak dia gunakan selama 1 tahun. Selain dari itu Singkarak Gran Fondo juga akan menjadi percontohan bagi event serupa di Indonesia dalam pelaksanaan event dimasa pandemi yang mengikuti aturan protokol kesehatan perlombaan ketat yang dikeluarkan oleh UCI dan PB ISSI.
“Kami berharap Singkarak Gran Fondo dapat menjadi ajang perlombaan bagi para cycling enthusiast dan mantan atlit untuk membuktikan kapasitas mereka dan menjadi tantangan untuk menyelesaikan perlombaan dalam waktu yang telah ditentukan. Dengan ramainya peserta dari luar negeri dan domestik yang mengikuti acara ini akan bisa menjadi titik balik bangkitnya industri pariwisata dan industri UMKM Sumatera Barat yang sempat terseok di era pandemi ini,” terang Indra.
Dihubungi terpisah Kadis Pariwisata Sumbar Novrial menjelaskan Singkarak Gran Fondo adalah bentuk nyata partisipasi masyarakat dan promosi potensi pariwisata Sumatera Barat karena pesertanya adalah para pencinta gowes yang mempunyai stamina, kemampuan ekonomi, waktu yang flexible dan lebih untuk menikmati ragam budaya, keindahan alam dan kelezatan kuliner Sumatera Barat. “Selain protokol kesehatan ketat yang dikeluarkan oleh UCI dan PB ISSI, kami telah mendapat saran dan masukan dari Satgas COVID Sumatera Barat salah satunya adalah mengusulkan kepada UCI bagi para peserta dan official perlombaan dari Luar Negeri sebelumnya telah divaksinasi COVID19, menjalani PCR SWAB sebelum berangkat ke Indonesia serta setibanya di Sumatera Barat,” tegas Novrial.