SUMEDANG – Rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara adalah hasil kompromi para pendiri bangsa, khususnya kaum ulama dan kaum nasionalis. Ini adalah produk implementasi nilai wasathiyah atau moderasi beragama dalam kehidupan beragama.
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota MPR RI Fraksi PKS, Nurhasan Zaidi pada Acara Sosialisasi Empat Pilar yang dihadiri Pengurus dan Keluarga Besar ormas Persatuan Ummat Islam (PUI) Sumedang, pada Sabtu (19/09/20).
Dalam acara yang digelar di Aula Sekretariat DPD PUI Tanjung Sari Sumedang ini, Nurhasan mengatakan bahwa Sosialisasi Empat Pilar ini diharapkan dapat mengingatkan dan menyadarkan kita bahwa Ummat Islam dan para Ulamanya adalah salah satu komponen terpenting yang dimiliki bangsa ini.
“Ummat Islam dan para Ulama memiliki andil yang besar dalam merancang dan memerdekakan Indonesia. Mereka terlibat langsung dalam BPUPKI dan PPKI, kemerdekaan Indonesia, merumuskan Pancasila dan memperjuangkan NKRI.
Diantaranya adalah KH. Abdul Halim, KH. Ahmad Sanusi dan MR. Syamsudin, Pendiri Ormas PUI adalah juga anggota BPUPKI ”,” ujarnya.
Momentum sosialisasi ini menurut Nurhasan sangat bagus bagi masyarakat, untuk menambahkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia dan memberikan kesadaran ummat membahas bangsanya di tengah masalah kondisi fobia khususnya Islamophobia. “Indonesia ada karena tokoh-tokoh Islam dan tokoh kebangsaan,” tegasnya.
Nurhasan juga menjelaskan bahwa sosialisasi empat pilar ini untuk menyegarkan ingatan kembali pada sejarah Indonesia.
“Kita harus berada dalam koridor Wasathiyah yang moderat dan menyejukkan, tidak berada pada fobia Islam. Karena, Indonesia adalah warisan para ulama yang hebat. Karena itu kita harus lebih jauh Indonesia, karena tak kenal maka tak sayang”, jelasnya.
“Ini sebuah momentum untuk memahami yang baik dan benar tentang Indonesia melalui Sosialisasi Empat Pilar dalam menghadapi separatisme, radikalisme, komunisme, ateisme dan liberalisme. Kita harus menguatkan rasa nasionalisme, memperkokoh Persatuan dan terus menjaga Indonesia,” pungkasnya.