Padang— Dinas pariwisata Kabupaten/Kota mulai melirik tim Satuan Tenaga Konselor (SANAK) Pariwisata untuk dijadikan esbagai mitra dalam mendampingi pokdarwis dan desa wisata di kawasan mereka. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi tim yang terdiri dari Ritno (LA Rafting), Riki Putra Sinaro (Authentic Sumatra), Yuliza Zen (Kubu Gadang), Ajo Wayoik (Batajau), Yahdi (Kapalo Banda Taram), Adi Kurniawan (Green Talao Park), Husen (Sumatra Volunteer) dan Teuku (Kopi Solok Radjo) ini. Salah satu bukti ketertarikan itu adalah ketika beberapa waktu lalu, tim SANAK dilibatkan pada kegiatan peningkatan kapasitas bagi penggerak wisata Pesisir Selatan. Kegiatan yang dilaksanakan di kawasan Desa Wisata Kubu Gadang ini menghadirkan 4 dari 8 anggot tim SANAK sebagai pembicara.
Kadis Pariwisata Sumatra Barat, Novrial berharap minat Kabupaten/Kota ini dapat disambut dengan baik oleh itm sanak dan dijadikan sebagai kesempatan untuk benar-benar merangkul sebanyak mungkin pelaku wisata pada pola pembinaan yang lebih baik. “Tim sanak akan melaksanakan kegiatan-kegiatan pendampingan dengan cara turun ke lapangan bersama para pelaku. Ini diharapkan menjadi momentum bagi mereka untuk mendistribusikan semangat sekaligus membenahi berbagia kekurangan serta memasukkan fikiran-fikiran baru dan kreatif dalam strategi pengembangan kepariwisataan itu sendiri,” katanya.
Secara teknis, Tim SANAK kata Novrial memang dibentuk oleh Dinas yang ia pimpin. Namun, untuk terhubung ke tim ini dan memakai jasa mereka, Kabupaten Kota bisa berkoordinasi dengan pihaknya, atau secara langsung berkomunikasi dengan tim. “Tim sanak ini dapat bergerak secara independen. Tapi bila memang perlu koordinasi dengan kami, kamipun siap. Pada dasarnya saya berikan mereka keleluasaan. Namun tentu saja nanti harus ada penyesuaian jadwal kegiatan, sebab penanganan yang serius di lapangan tidak akan sebentar,” katanya. Selain Pessel, kata Novrial, Kota Sawahlunto pun akan segera mendatangkan tim SANAK ke kota bara tersebut.
Kepada para penggerak pariwisata, Novrial berharap agar ketika tim SANAK bekerja di lapangan dapat benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin. “Mulai tanggal 10 bulan ini (September) tim SANAK akan turun ke desa wisata Maligi. Mereka akan bergerak pada penguatan tata kelola, branding, sampai membongkar potensi-potensi baru disana. Kegiatan ini akan menjadi pilot project mereka untuk ke depan,” katanya.
Riki Putra Sinaro, salah satu anggota tim SANAK mengatakan, pihaknya siap untuk turun ke berbagai Kabupaten Kota. “Kami bekerja akan berorientasi pada hasil. Kami akan pantau perkembangan setelah berbagai upaya penguatan dan konseling dilakukan. Jadi, meski program kerja sudah selesai, bukan berarti kami berhenti memperhatikan daerah yang kami sentuh. Ini akan jadi silaturahmi berkepanjangan. Dengan cara ini kami berharap, dampak kehadiran kami akan terus terasa karena memang akan terus dikawal,” sebutnya.
Kepada pemerintah Kabupaten/Kota, Riki berharap agar kehadiran SANAK tidak hanya dipandang sebagai “milik” provinsi. “Yang punya wilayah justru Kabupaten/Kota. Jadi, ujung tombaknya nanti bahkan akan sampai ke tingkat nagari. Dan itu pastinya akan terkoneksi juga pada akhirnya pada visi kepariwisataan kita hingga ke tingkat provinsi itu sendiri,” sebutnya.
Tim SANAK saat ini mengerjakan pendampingan pada 5 desa wisata. Sembari itu berjalan, mereka juga dilibatkan pada program penguatan kapasitas pelaku wisata dalam platform kerja bidang-bidang terkait di Dinas Pariwisata Provinsi Sumatra Barat. (rilis)