Tolitoli-Hamparan pertanian di Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah sedang memasuki masa panen raya padi dan jagung pada bulan Maret ini hingga Mei 2020. Dengan demikian, adanya panen ini memastikan ketersedian pangan di daerah ini aman di tengah pandemi virus Corona (Covid 19).
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultural Kabupaten Tolitoli, Rustan Rewa mengatakan beberapa wilayah di Kabupaten Tolitoli saat ini sudah memasuki masa panen untuk jenis padi.
Meski wabah virus Corona tak menyurutkan langkah para petani untuk memanen padi.
” Produksi petani yaitu Varietas inpari 6 ton, Produktivitas 6,5 ton GKP dengan
luas lahan 1 Ha,”ungkapnya. Rabu (1/4/2020).
Dengan adanya panen ini lanjut Rustan kebutuhan pangan seperti beras di Kabupaten Tolitoli sangat tercukupi.
“produksi dan ketersediaan beras di Kabupateen Tolitoli, Insha Allah tercukupi, petani di Toliitoli panen maret hingga Mei dan saat ini para kelompok tani harapan baru desa Ginunggung Kec Galang Kab Tolitoli,”ujarnya.
Menurut Rustan petani di Kabupaten Tolitoli terus semangat dan terus berupaya meningkatkan produksi dengan menerapkan program produksi dan produktivitas dengan Varietas unggul.
“Para petani sangat semangat dan luar biasa untuk memajukan dunia pertanian di Tolitoli,”katanya.
Dirinya sangat bersyukur dengan adanya panen tersebut. Sebab disaat kondisi seperti wabah virus Corona seperti para petani tetap produktif untuk bertani.
“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, kita meminta para petani dan semua pihak agar selalu menjaga kesehatan, cuci tangan dengan sabun, melakukan social distancing dan ikuti anjuran pemerintah. Semuanya harus tetap semangat meningkatkan produksi guna memasok pangan secara cukup bagi penduduk,” ujarnya.
Selain itu Rustan mengatakan Kementan mendorong tindakan tegas aparat berwajib untuk memberi efek jera kepada oknum yang sengaja menaikkan harga dan menimbun bahan pangan.
“Sehingga, harga beras di tengah pandemi corona ini tidak ada pihak yang mengambil untung dengan cara tidak wajar. Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, jika ada penimbunan, kami gerak cepat bersinergi dengan pihak Kepolosian,” ucapnya.
“Jangan biarkan publik panik sehingga terjadi yang namanya panic buying. Kita usahakan mulai dari kebutuhan hingga produksi dalam negeri tetap berjalan,” tuturnya.