Depok- Langkah mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok yang saat ini menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Hardiono menjadi Wali Kota Depok periode berikutnya nampaknya kian berjalan mulus. Pasalnya dukungan dari berbagai kalangan mulai dari warga, mahasiswa organisasi kepemudaan terus mengalir.
Pengurus ormas kepemudaan Betawi Depok, Ahmad Hapis mengatakan bahwa Depok membutuhkan figur seperti Dokter Hardiono.
“Depok butuh sosok yang bisa memperbaiki pembangunan dari berbagai lini, seperti sosok Dokter Hardiono yang bisa kita liat pada saat ini terdepan dalam membenahi Kota Depok dalam menanggapi virus Corona,” kata Hapis saat dikonfirmasi. Jum’at (14/3/2020). Pasalnya di saat walikota sibuk dengan bantahan terhadap ucapannya yang salah saat jumpa pers, justru Hardiono mengambil tindakan untuk menyatakan status KLB di Kota Depok. Ini merupakan tindakan yang sangat cerdas dan tepat untuk melindungi warga Depok.
Menurutnya pembangunan di Kota Depok selama ini hanya bertumpu di Margonda. Untuk itu perlu pemimpin yang punya gagasan untuk menjadikan Depok lebih maju.
“Kita lihat pembangunan yang ada, hanya didominasi di kawasan Margonda dan Cinere. Nah, ini ada apa? Bukan yang sekarang tidak cakap, yang sekarang bagus, tapi menurut saya Depok butuh sosok yang dicintai seperti Dokter Hardiono yang berwawasan luas dan mengedepankan kebhinnekaan,” tuturnya.
Tidak hanya Hapis, salah satu organ mahasiswa Kota Depok bernama Richi dari Ikatan Kajian Intelektual Muda dan Mahasiswa Depok menyatakan dukungan kepada sosok Hardiono.
“Kami dukung, tidak ada yang lebih pantas dari Pak Hardiono. Kami lihat sosok pak Hardiono ini tepat menggantikan paradigma lama menunju paradigma milenial yang ke depan seluruhnya masuk ke era digital,” ucapnya.
Richi juga mengatakan, Depok selama lima tahun perubahanya tidak seperti tetangga lainnya di Botabek.
”Coba kita bandingkan Kota dan Kabupaten Bekasi, Tangsel dan Kota Tanggerang, tapi Depok seperti ini aja selama lima tahun. Ada alun-alun, tapi dibangun di wilayah perumahan yang hanya memberikan nilai tambah pada pengelola perumahan tersebut, tetapi tidak menyelesaikan masalah kota Depok yang paling esensial, yaitu penggangguran khususnya pemuda, apa bisa terserap menjadi pekerja atau karyawan di alun-alun?” tegasnya