Jumat, Juni 20, 2025
  • Tentang Kami
  • Periklanan
  • Karir
Lensaparlemen.com
  • Parlemen
  • Nasional
  • Pemerintah
  • Berita Daerah
    • All
    • Lintas Jawa
    • Lintas Nusa
    • Lintas Sumatera

    Santuni 40 Yatim Piatu, Squad 05 Komitmen Perkuat Silaturahmi dan Saling Membantu.

    Rumah Semi Permanen Kembali Terbakar di Kapuk Muara

    Rumah Semi Permanen Kembali Terbakar di Kapuk Muara

    Sekjen PKS Minta Para Anggota DPRD PKS Bekerja Lebih Cekatan Menghadapi Pemilu 2024

    Sekjen PKS Minta Para Anggota DPRD PKS Bekerja Lebih Cekatan Menghadapi Pemilu 2024

  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Login
No Result
View All Result
Lensaparlemen.com
Home Berita Daerah

Umat Islam Selalu Menjadi Penentu di Saat Paling Krusial

Suranto by Suranto
Oktober 21, 2020
in Berita Daerah, Lintas Jawa
Reading Time: 2 mins read
0
Umat Islam Selalu Menjadi Penentu di Saat Paling Krusial
0
SHARES
18
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Twitter

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, tidak mungkin umat Islam yang mayoritas di negeri ini bisa merdekajika dia tidak berdaya.

“Tidak mungkin umat Islam nanti setelah Indonesia merdeka kala itu (dalam Pidatonya Kiyai Dahlan) akan berdaya jika umatnya tidak berilmu, tetapi juga tidak kuat secara fisik, mental dan kesejahteraan,” tutur Haedar dalam acara webinar Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) pada Ahad (19/10).

Related posts

Santuni 40 Yatim Piatu, Squad 05 Komitmen Perkuat Silaturahmi dan Saling Membantu.

Maret 18, 2024
Rumah Semi Permanen Kembali Terbakar di Kapuk Muara

Rumah Semi Permanen Kembali Terbakar di Kapuk Muara

Desember 15, 2023

Haedar menuturkan, maka dari situlah kemudian lahir berbagai gerakan Muhammadiyah seperti bisa disaksikan seperti sekarang ini.

“Alhamdulillah untuk Rumah Sakit diera pandemi ini ada 89 Rumah Sakit yang aktif menangani pandemi Covid-19 dengan berbagai macam kesulitannya. Sehingga kalau dihitung nilai nominal uang itu sudahsetengah triliunrupiahlebih kita (Muhammadiyah) berbuat untuk pandemi ini,” tutur Haedar.

Bagaimanalangkah Muhammadiyah dalammembangun negara dan bangsa? Haedar menjelaskan bahwa Muhammadiyah tidak terlalu muluk-muluk mengkonsepkan tentang bangsa, tentang negara, tapi Kiai Dahlan mencoba melakukan usaha-usaha bahwa bangsa dan negara ini bisa merdeka jika ia mempunyai kekuatan mandiri dan pilar-pilar kemerdekaan itu juga harus dibangun di atas pendidikan.

“Nah satu diantaranya yang juga penting adalah kekuatan perempuan. Maka Kiai Dahlan bersama Nyi Walidah mendirikan ‘Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah yang mengikuti jejak Siti ‘Aisyah RA, yaitu istri yang cerdas dan berperan dalam membangun umat,” ucapnya.

Maka dari ‘Aisyiyah itulah lahir berbagai Amal Usaha, seperti PAUD, TK, dan pendidikan dasar hingga atas.

“Alhamdulillah sekarang TK ABA berjumlah 23.000 lebih, dan bahkan sekarang sudah punya Universitas di Yogyakarta, Surakarta dan yang terbaru Unisa Bandung,” papar Haedar.

Apa yang dilakukan ‘Aisyiyah menurut Haedar telah menunjukan bahwa Islam itu memuliakan kaum perempuan sama mulianya dengan laki-laki dan memuliakan laki-laki sama dengan memuliakan perempuan.

“Fi ahsani taqwimdan juga perempuan juga berhak untuk masuk surga dengan peran-peran amal salihnya dan peran amaliyahnya,” ucap Haedar.

Di tahun 1918 bahkan Muhammadiyah mendirikan Hizbul Wathan Kepanduan Tanah Air dan dari Hizbul Wathan itu lahir Jendral Sudirman yang merupakan tokoh dan Bapak TNI bahkan tokoh Perang Gerilya yang mengguncang dunia.

“Ini bentuk wathaniah atau muwathoniah, bentuk kesadaran kebangsaan Muhammadiyah dan kesadaran tentang kewargaan Muhammadiyah. Bahwa bangsa dan negara yang merdeka itu kewargaanya harus kuat tetapi pada saat yang sama nationnya atau sistem negara bangsanya harus kuat,” tegas Haedar.

Bahkan pada titik yang paling krusial ketika ada deadlock Pancasila 1 Juni dengan Piagam Jakarta keberatan dari Kelompok Indonesia Timur, demi bangsa dan negara Ki Bagus Hadikusumo, Ketua PP Muhammadiyahsaat itu bersama Mr Kasman Singodimedjo lalu juga dimediasi oleh Bung Hatta dan Teuku Hasan dan tokoh-tokoh Islam yang lain. Kemudian ada titik temu, lalu lahirlah ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ menjadi Sila Pertama.

“Dan akhirnya kodifikasi bahwa Pancasila yang resmi adalah 18 Agustus 1945. Kompromi itu demi bangsa dan negara dilakukan oleh tokoh-tokoh Islam dengan penentu terakhir Ki Bagus Hadikusumo, bukti bahwa umat Islam Indonesia sejak belum Indonesia merdeka pada titik krusial satu hari setelah Indonesia merdeka memberi sumbangan terbesar untuk berdirinya NKRI,” tutur Haedar.

Haedar menyimpulkan bahwa lewat Muhammadiyah dan gerakan-gerakan Islam dan tokoh Islam yang lain, kecintaan dan integrasi antara Islam dan Indonesia itu sudah menyatu dalam denyut nadi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.

“Tidak ada keraguan, jadi kalau ada yang meragukan sikap wathaniah atau mu-wathaniah umat Islam mereka tidak paham atau tidak belajar sejarah. Dan tidak paham bagaimana umat Islam berkontribusi untuk bangsa dan negara disaat paling krusial,” tutup Haedar.

Previous Post

Ustadz Yusuf Mansur: Hoaks Ibarat Pupuk, Meski Kotor Tapi Menumbuhkan

Next Post

Anggota Baleg FPKS Ingatkan Pemerintah Jangan Ubah Substansi UU Cipta Kerja

Next Post
Anggota Baleg FPKS Ingatkan Pemerintah Jangan Ubah Substansi UU Cipta Kerja

Anggota Baleg FPKS Ingatkan Pemerintah Jangan Ubah Substansi UU Cipta Kerja

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BROWSE BY CATEGORIES

  • Berita Daerah
  • Ekonomi
  • Lintas Jawa
  • Lintas Nusa
  • Lintas Sumatera
  • Nasional
  • Olahraga
  • Parlemen
  • Pemerintah
  • Uncategorized

BROWSE BY TOPICS

#baladumkm #disparsumbar #kabupatentanahdatar #MakinCakapDigital #LiterasiDigital #SiberKreasi #DigitalCulture #DigitalEtihcs #DigitalSkills #DigitalSafety #LiDigSumatera1 #pemkotdepok #sandiagauno #tanahdatar Ahmad Yohan BIM BSA Corona Corona di Kota Depok Depok Dinas Pariwisata Pemprov Sumatera Barat Dispar Sumbar Dkr kota depok DPR RI Ekraf dan UMKM khas Ranah Minang Hj Nur Azizah Indonesia Kadistan Toli Kemenparkraf Kementan Kementerian Pariwsata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Komisi VIII Nur Azizah Kundapil Nur Azizah Tamhid NTB NTT Nur Azizah Tahmid Nur Azizah Tamhid PB ISSI PKS Reses Nur Azizah Tamhid Sandiaga Uno Sekda kota depok Sumatera Barat Sumbar Tasrif SH MH TdS 2021 Tolitoli Tour de Singkarak Tour de Singkarak (TdS) 2021 Tourism UMKM Wali Kota Depok

POPULAR NEWS

  • Muhammadiyah Memberi Masukan Kepada Pemerintah Hadapi Covid-19

    Muhammadiyah Memberi Masukan Kepada Pemerintah Hadapi Covid-19

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Syafril Pakar Pendidikan; Mendikbud Gagap Menghadapi Covid-19

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • CANTIKNYA BUKIT MUHAMMADIYAH DI MANGGARAI BARAT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Ribu Guru P3K Akan Kepung Kemendikbudristek, Apa Tuntutan Mereka?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hotel Triza: Akomodasi Yang Nyaman di Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Lensaparlemen.com

Ikuti Lensa Parlemen

Berita Terbaru

  • (tanpa judul)
  • (tanpa judul)
  • Seminar Cyber Freedom: Bangkitkan Semangat Kepahlawanan, Lawan Ancaman Siber
  • Tentang Kami
  • Periklanan
  • Karir

© 2020 Tim LensaParlemen.com

No Result
View All Result
  • Parlemen
  • Nasional
  • Pemerintah
  • Berita Daerah
    • Lintas Nusa
    • Lintas Jawa
    • Lintas Sumatera
  • Olahraga
  • Ekonomi

© 2020 Tim LensaParlemen.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In