<header> <div class="header"> <div class="header__top clearfix fixed"> <div class="menu pull-right clearfix"> <div class="menu__block fixed"> <div class="menu__block__search"> <div class="menu__block__search__input"><form action="https://m.cnnindonesia.com/search">Satuan Tugas Percepatan Penanganan <strong><a href="https://www.cnnindonesia.com/tag/covid-19">Covid-19</a></strong> mengakui realisasi data harian kasus yang rencananya akan ditampilkan secara <em>real time</em> masih belum dapat terlaksana dalam waktu dekat. Hal itu dikarenakan proses sinkronisasi data yang dimiliki 514 <strong><a href="https://www.cnnindonesia.com/tag/kabupaten">Kabupaten</a></strong>/<strong><a href="https://www.cnnindonesia.com/tag/kota">Kota</a></strong> di Indonesia masih sangat rumit. Data <em>real time</em> yang dimaksud adalah proses publikasi data harian covid-19 yang dapat bertambah secara langsung tiap jamnya ketika terdapat penambahan kasus baru. Data itu nantinya dapat dipantau secara nasional. "Kami tidak lelah untuk selalu memperbaiki kualitas data dan integrasi data di Indonesia. Sinkronisasi data ini memang suatu pekerjaan yang berat dan Indonesia tidak pernah siap, begitu juga banyak negara di dunia yang tidak siap," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (24/9). Wiku menyebut Indonesia adalah negara besar dengan bentangan ribuan pulau. Oleh sebab itu, tak heran jika proses pengumpulan data, hingga integrasinya cukup berat. Apalagi, saat ini pemerintah melalui Satgas covid-19 tengah berjuang dalam pengendalian pandemi ini. Secara teknis, Wiku menjelaskan proses menuju data <em>real time</em> ini harus melewati pencatatan di titik-titik daerah, kemudian perlu mengalami sinkronisasi untuk masuk ke data nasional yang dimiliki Kementerian Kesehatan. Sehingga integrasi data secara utuh dapat diumumkan kepada publik pada saat itu juga. "Untuk bisa mendapatkan data <em>real time</em>, sangat banyak hambatan dan tantangan yang harus dilalui, baik mulai dari prose pencatatan, pelaporan, sampai dengan terkumpul suatu sistem data yang terintegrasi dari seluruh daerah," jelasnya. Kendati demikian, pihaknya bakal terus berupaya merealisasikan janji tersebut meskipun masih terkendala berbagai hal, termasuk kecepatan penyampaian data dalam dunia digitalisasi. Menurut Wiku, Satgas Covid-19 bakal terus berupaya mendekati penampilan data secara <em>real time</em>, guna menghindari beberapa kasus perbedaan antara data nasional dengan daerah. Mohon bersabar dan tolong kami didukung agar pencatatan menjadi semakin baik dan tidak terjadi perbedaan pendataan antara pemerintah pusat dan daerah, sehingga dalam pengambilan keputusan bisa akurat karena datanya yang berkualitas," pungkasnya. Usai pemerintah memutuskan untuk tidak mengumumkan perkembangan data harian covid-19 pada Juli lalu, Wiku menyatakan data tetap dapat dipantau di situs resmi Pemerintah terkait covid-19. Saat itu, Wiku pun menjanjikan akan segera mengubah penyampaian data menjadi lebih interaktif dan secara real time, untuk memudahkan penyampaian informasi baik kepada kepala daerah hingga masyarakat secara luas </form></div> </div> </div> </div> </div> </div> </header>