Pada tahun 2016 lalu, tepatnya bulan Desember tanggal 27. Warga Pulomas, Jakarta Timur dikejutkan dengan penemuan 11 orang dalam posisi bertumpukan di dalam kamar mandi sebuah rumah mewah Nomor 7A di Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur. 11 korban tersebut disekap dalam kamar mandi yang hanya berukuran 1,5 meter × 1,5 meter persegi. 6 diantaranya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, diduga karena kekurangan oksigen. Sementara itu 5 diantaranya selamat namun harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Rumah mewah tempat terjadinya kasus pembunuhan tersebut milik pengusaha di bidang property bernama Dodi Triono. Dodi sendiri menjadi salah satu korban tewas dalam kejadian ini. Polisi menyimpulkan kejadian ini murni pembunuhan berencana. Karena jika disertai perampokan, polisi tidak menemukan barang berharga yang hilang. Saksi menyebutkan kejadian ini dilatarbelakangi oleh dendam. Pelaku diduga berjumlah tiga orang, serta sempat menodongkan senjata tajam serta senjata api pada korban. Berita dikutip dari Kompas.com.
(https://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/28/06153461/kronologi.pembunuhan.sadis.di.pulomas?page=all 28/12/16)
Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Agama Islam diturunkan untuk menyempurnakan agama yang telah ada sebelumnya. Allah SWT telah menyempurnakan agama Islam bagi hamba-Nya. Agama Islam merupakan agama yang penuh rahmat dan kasih sayang. Namun masih banyak sekali orang yang menyepelekan ajaran agama dan melanggar aturannya. Dalam topik yang dibahas kali ini, pembunuhan sadis terjadi pada keluarga salah satu pengusaha terkenal bernama Dodi Triono. Pembunuhan ini dilakukan secara kejam, yaitu dengan memasukkan 11 orang yang masih hidup kedalam kamar mandi sempit tanpa ventilasi. 6 orang tewas akibat kekurangan oksigen.
Pembunuhan terbagi kedalam tiga jenis; sengaja, mirip sengaja, dan tidak sengaja. Pembunuhan sengaja disini adalah dimaksudkan jika seseorang dengan sengaja (berencana) membunuh jiwa yang terlindungi darahnya dengan cara atau dengan menggunakan alat yang dapat membunuh. Dalam kasus diatas, pembunuhan sepertinya telah direncanakan. Bukan hanya sekedar dosa besar, membunuh jiwa manusia dengan tanpa haq (tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari’at) merupakan dosa yang sangat besar serta dapat membinasakan. Membunuh manusia secara sengaja adalah suatu kejahatan yang sangat nyata, kerusakan, serta kezaliman. Hal ini tidak hanya bertolak belakang dengan hak asasi manusia di negara Indonesia, tetapi juga bertolak belakang dengan ajaran agama Islam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini;
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda “Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!”. Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawan, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina terhadap wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina”. [HR al-Bukhari, no. 2615; Muslim no. 89].
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
“Setiap dosa barangkali Allah memberikan ampunan kecuali orang yang mati dalam keadaan berbuat syirik (menyekutukan Allah) atau orang yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja”. [HR Abu Dawud, Ibn Habban, dan Hakim].
Korban tewas merupakan seorang mukmin, dosa ketika membunuh jiwa Mukmin sangatlah besar. Allah SWT memberikan hukuman yang sangat berat terhadap pelakunya. Dalam sebuah hadits, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan berbagai ancaman terhadap seorang pembunuh jiwa Mukmin, antara lain adalah:
Dari Abu Bakrah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda “Seandainya penduduk langit dan penduduk bumi berkumpul membunuh seorang muslim, sungguh Allah akan menjerumuskan mereka semua diatas wajah mereka di dalam neraka”.
Dari hadits diatas, bahwa membunuh seseorang apalagi seorang muslim maka hukumannya adalah neraka jahanam dan akan kekal didalam neraka jahanam tersebut. Di dalam ajaran Agama Islam bahkan melarang membunuh hewan tanpa berdasarkan kebenaran hukum apalagi membunuh manusia baik kafir maupun mukmin.
Allah senantiasa mengajarkan hamba-Nya untuk selalu bertaqwa, saling tolong menolong, saling memaafkan, dan banyak hal lainnya. Sesungguhnya Allah SWT memiliki sifat yaitu Maha Pemaaf dan Maha Pengampun. Dendam merupakan sifat yang sangat dibenci oleh Allah SWT dan merupakan sifat yang berbahaya karena dapat menimbulkan dosa yang tak kunjung berhenti jika masih terus menyimpannya dalam hati. Kita sebagai umat Allah haruslah bisa saling memaafkan. Dari kejadian ini, dilatarbelakangi oleh dendam seseorang yang menyebabkan terjadinya pembunuhan yang menewaskan 6 orang.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Dan tidaklah Allah menambah seorang hamba dengan kemudahan untuk memaafkan kecuali Allah akan memberinya izzah (kemuliaan)” [HR. Muslim No. 6535].
Selain menimbulkan dosa yang berkepanjangan jika terus disimpan, dendam juga merupakan sifat yang dibenci oleh Allah SWT. Dosa tidaklah harus dibalas dengan dosa juga, sebagaimana didalam hadits berikut ini:
“Orang yang paling dibenci Allah SWT adalah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar)”. [HR. Muslim]
Pendendam selalu dibenci oleh Allah SWT karena selalu menaruh rasa benci didalam hatinya, rasa benci merupakan keburukan yang teramat besar. Karena sejatinya sesuatu yang buruk maka akan dibalaskan oleh Allah di akhirat nanti.
Kita sebagai umat Allah SWT, harusnya saling memaafkan tanpa ada rasa dendam didalam hati. Apalagi saling membunuh, Nabi Muhammad tidak mengajarkan saling membunuh sesame umat Allah. Di dalam ajaran agama manapun, tidak ada yang mengajarkan untuk saling membunuh. Membunuh binatang saja tidak diperbolehkan tanpa berdasarkan syari’at apalagi membunuh manusia. Sesuatu yang buruk harusnya tidak dibalas dengan keburukan juga, jika bisa keburukan manusia lain hendaknya dibalas dengan kebaikan. Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling sempurna, dengan hati besar dan akal yang sehat.