Corona viruses atau dikenal juga dengan sebutan covid-19 mulai muncul di Wuhan pada akhir tahun 2019. Virus tersebut tergolong sebagai virus mematikan, melihat bagaimana orang-orang yang terpapar virus tersebut banyak yang meninggal. Tidak hanya di daratan Tiongkok, virus ini juga telah menyebar ke berbagai negara lebih dari 180 kawasan di dunia hingga Maret 2020. Akhirnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status pandemi global pada 11 Maret 2020. Berdasarkan data yang terseduia, dampak Covid-19 pada ekonomi Tiongkok berakibat melambatnya pertumbuhan ekonomi dari 6,1% pada tahun sebelumnya menjadi hanya sekitar 3,8%, dengan catatan pandemi tidak bertambah buruk. Jika keadaan memburuk pertumbuhan bisa hanya 0,1% atau bahkan minus.
Munculnya wabah covid-19 pada awal tahun 2020 ini mengakibatkan merosotnya seluruh perekonomian di dunia, baik dalam ekonomi riil maupun mekanisme pasar antara permintaan dan penawaran menjadi terhambat. Mengingat aspek-aspek vital ekonomi (supply, demand dan supply-chain) telah terganggu, maka dampak krisis ekonomi telah dirasakan secara merata pada seluruh lapisan masyarakat. Karena, tingkat ketahanan setiap lapisan ekonomi masyarakat berbeda-beda, khususnya masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah menjadi salah satu kelompok yang paling mudah terkena dampaknya. Dari yang biasanya dibayar perhari, pada saat pandemi ini banyak yang menjadi tidak bisa bekerja. Juga, banyak pekerja-pekerja kontrak yang kehilangan pekerjaannya (PHK) dikarenakan kondisi seperti ini. Maka dibutuhkan solusi yang tepat untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia.
Mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia beragama islam, maka ekonomi Syariah mengambil kesempatan turut andil dalam pemulihan perkeonomian di Indonesia. Menurut Dr Irfan Syauqi Beik, pada tahun ini ekonomi Syariah diperkirakan akan tumbuh positif, baik dalam sektror riil Syariah, perbankan Syariah maupun Lembaga keuangan sosial seperti zakat, infaq, sedekah dan wakaf. Hal ini, terbukti dari sektor perbankan Syariah atas dimergernya tiga perbankan Syariah BUMN pada awal 2021 sehingga aset mencapai Rp 215 triliun. Selain itu, berdasarkan laporan The State of The Global Islamic Economy 2020, Indonesia meningkat menjadi berada di posisi ke-4 dari tahun-tahun sebelumnya.
Seperti yang dikatakan oleh kepala ekonom PT Bank Syariah Indonesia Tbk, bahwa sektor perbankan Syariah mampu bertahan ditengah krisis pandemic covid-19, hal ini terlihat dari meningkatnya bisnis serta kinerja dan pergerakan yang cenderung stabil di pasar modal. Perbankan syariah mampu menghadapi tantangan pada masa pandemi covid-19, baik dalam segi asset, pembiayaan dan dana pihak ketiga perbankan syariah tumbuh di atas perbankan nasional, sehingga per Maret 2021 pertumbuhan aset perbankan syariah meningkat sebesar 12,8 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono menjelaskan bahwa kontribusi ekonomi syariah terlihat masih berjalan dengan produktif sepanjang tahun 2020 dengan ditopang oleh beberapa sektor, seperti pertanian, produk makanan halal, muslim fashion dan pariwisata. Meskipun tingkat literasi masyarakat Indonesia tentang ekonomi syariah masih rendah dibandingkan dengan negara berpenduduk mayoritas islam terutama Malaysia, namun dalam rilis Bank Indonesia, tingkat literasi keuangan Syariah di Indonesia berdasarkan indeks Literasi Eksyar Nasional 2019 mencapai rate 16,3% dalam kategori well literate.
Dalam hal ini, untuk meningkatkan perekonomian syariah di Indonesia diperlukan lahirnya sumber daya manusia atau para ekonom rabbani yang paham tentang keuangan syariah sebagai salah satu bentuk pendorong majunya perekonomian syariah di Indonesia. Selain itu, diperlukan juga meningkatkan literasi masyarakat terkait keuangan dan ekonomi Syariah serta peggunaan produk-produk syariah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan Syariah secara berkelanjutan. Upaya meningkatkan literasi masyarakat dapat dilakukan melalui Pendidikan formal maupun non formal seperti sosialisasi, informasi dari mulut ke mulut.
Profil Penulis:
Alinnisa Nur Fadilah
nurfadilahalin@gmail.com
Proram Studi Akuntansi Syariah, STEI SEBI