Sebagai salah satu unsur Pentahelix Pariwisata, Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dituntut memiliki kelihaian dalam mengemas “story telling” paket-paket wisata yang ada di kawasannya, yaitu dengan mengemas cerita semenarik mungkin untuk disampaikan kepada wisatawan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa penasaran dalam wisatawan, sehingga mereka tertarik untuk berkunjung ke destinasi wisata yang diceritakan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat (H. Novrial) didampingi Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Daya Tarik Wisata (Doni Hendra) dalam pembukaan Pembinaan Pokdarwis Kawasan Mandeh yang dilaksanakan di Objek Wisata Pulau Sirandah (Jumat, 11 September 2020).
Menurut Novrial, Kawasan Sungai Pisang memiliki potensi ideal dengan adanya “Legenda Si Boko” yang merupakan cerita rakyat yang sudah didongengkan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat. Jika legenda ini dikemas secara baik dan dilayani dengan objek-objek wisata pulau yang ada di kawasan ini, zona ini akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Sungai Pisang.
Lebih lanjut, Novrial memaparkan hal lain yang juga penting untuk diingat adalah bahwa variasi spesifikasi yang dimiliki masing-masing objek wisata yang ada di dalam suatu kawasan. Seperti halnya di Kawasan Sungai Pisang yang memiliki beberapa pulau objek wisata ini (Pulau Pasumpahan, Sikuai, Sirandah, Sironjong, Swarnadwipa, Pagang, Bintangor, dan Pulau Setan), idealnya memiliki spesifikasi yang berbeda satu sama lain agar tidak saling mematikan dan di sisi lain juga untuk memberi lebih banyak pilihan bagi wisatawan sehingga akan berpengaruh bagi “lamanya tinggal” (lama tinggal) wisatawan. “Lama tinggal” inilah yang akan memberi manfaat langsung bagi perekenomian masyarakat setempat karena semakin lama wisatawan berada di suatu kawasan,
Pada kesempatan ini, juga dilakukan penyerahan APD (Alat Pelindung Diri) kepada 5 Pokdarwis yang berada di Kawasan Mandeh (Pokdarwis Puti Bungsu, Pesona Sungai Pisang Indah, Kampung Bungus, Mandeh, dan Sungai Nyalo). Hal ini sebagai penerapan penerapan protokol covid-19 dalam rangka penyebaran wabah covid-19 di kawasan wisata.
Rilis Dinas Pariwisata Prov. Sumatera Barat







