Dengan mensyukuri nikmat maka akan menarik menarik nikmat-nikmat yang lain. Juga akan mendatangkan ketenangan hati, rasa cukup, dan jika diujudkan dengan berbagi maka akan mengeratkan persaudaraan dan mengikis iri dan dengki. Inilah yang dilakukan oleh Angkringan Gemuis bersama dengan Rumah Zakat.
Tiga bulan perjalanan, setapak demi setapak angkringan Gemuis makin berkembang. Banyak pihak berperan di dalamnya, bukan hanya Rumah Zakat sebagai pembina, Takmir dan jamaah Masjid Ngadisuryan, serta warga juga tak henti mendukung keberadaannya.
Sebagai wujud syukur, Rabu malam (21/10), Angkringan Gemuis bersama relawan Rumah Zakat mengadakan acara “Bayar Separoh Harga, Sisanya dengan Doa”. Ini adalah program tanpa laba, tapi makanan yang dititipkan di angkirngan tetap dibayar utuh oleh pengelola. Dan acara ini adalah kali kedua diadakan.
Disambut dengan antusias, setelah shalat Maghrib, jamaah masjid dan warga tumpah ruah membeli makan dan minuman. Tidak berlangsung lama, 40 menit berselang dagangan tak bersisa, tinggal minuman saja.
“Saya sangat mengapresiasi dan menyambut baik kolaborasi Rumah Zakat dengan Angkringan Gemuis ini. Kita ketahui bersama, angkringan ini melibatkan banyak keluarga.
Artinya dengan melarisi dagangan di angkringan ini, berarti turut serta membantu ekonomi keluarga-keluarga yang terlibat. Dengan kegiatan yang menjual 50% dari harga, jamaah masjid dan warga juga sangat gembira. Dan membuat orang gembira seolah kita menemukan sesuatu yang tak ternilai harganya. Semoga menjadi keberkahan untuk kita semua. Saya suka dengan apa yang dilakukan Rumah Zakat karena perannya menyentuh kehidupan sehari-hari,” kesan dan pesan Bapak H. Achmad Subandriyo, Ketua Rukun Kampung Ngadisuryan.
Harapan ke depan, Angkringan Gemuis dan warga yang terlibat di dalamnya, semakin maju dan berkembang, serta Rumah Zakat bisa menghadirkan kebermanfaatan yang makin luas.






