Lensaparlemen.com, Jakarta; Oleh Aprilia Damayanti (Mahasiswi ITB Ahmad Dahlan Jakarta)
Tahukah Anda bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tua ? Jika kita lihat hingga sekarang ini di jaman yang milenial banyak sekali anak-anak yang masih suka melawan dengan orang tua karena minimnya pembinaan karakter. Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk mempelajari apa saja akhlak dalam keluarga yang sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits. Sala satu di antaranya adalah birrul walidain.
Birrul walidain adalah berbakti kepada orang tua. Birrul walidain merupakan hal yang di perintahkan dalam agama, oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun yang utama adalah dalam rangka menaati perintah Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (QS. An Nisa: 36).
Di sini juga digunakan bentuk kalimat perintah. Birrul walidain juga diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika beliau ditanya oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu: “Amal apa yang paling dicintai Allah ‘Azza Wa Jalla?”. Nabi bersabda: “Shalat pada waktunya”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi: “Lalu apa lagi?”.Nabi menjawab: “Lalu birrul walidain”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi: “Lalu apa lagi?”. Nabi menjawab: “Jihad fi sabilillah”. Demikian yang beliau katakan, andai aku bertanya lagi, nampaknya beliau akan menambahkan lagi (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian kita ketahui bahwa dalam Islam, birrul walidain bukan sekedar anjuran, namun perintah dari Allah dan Rasul-Nya, sehingga wajib hukumnya. Berbakti kepada kedua otrang tua itu sangat di anjurkan oleh Allah SWT karena beliau adalah malaikat yang nyata di turunkan oleh Allah kepada untuk menjaga dan merawat hingga kita hingga usia dewasa.
Bentuk-bentuk Birrul Walidain
Banyak cara bagi seorang anak untuk dapat mewujudkan birrul walidain tersebut, seperti :
Pertama; Mengikuti Keinginana dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh maupun masalah lainnya. Tentu dengan satu catatan penting, selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan ajaran islam. Apabila bertentangan dengan islam, anak tidaklah punya kewajiban untuk mematuhinya.
Bahkan harus menolaknya dengan cara yang baik, seraya berusaha meluruskannya. Sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman 31:15). Dalam hal ini bisa muncul problem, bagaimana jika terjadi perbedaan pendapat. Misalnya dalam menentukan perguruan tinggi mana yang akan dimasuki, menentukan tempat kerja atau yang banyak terjadi yaitu perbedaan dalam menentukan jodoh.
Dalam kasus seperti itulah akhlak seorang anak terhadap orang tuanya di uji. Maukah dia menomor duakan keinginannya demi untuk melaksanakan birrul walidain? Namun demikian perlu juga di catat, bahwa orang tua yang bijaksana tidak akan begitu memaksakan keinginannya kepada anaknya, disamping itu memang tidak ada orang tua yang tidak menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Disinilah diperlukan komunikasi dan keterbukaan. Hendaknya kita sebagai anak berusaha dengan maksimal dan argumentatif menjelaskan pilihannya tersebut dengan memahami argumentasi pilihan orang tua . Tentu saja kedua orang tua harus membuka diri dan berusaha juga untuk memahami pilihan anaknya.
Kedua; Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan penuh rasa terima kasih dan kasih sayang atas jasa-jasa keduanya yang tidak mungkin bisa dinilai dengan apapun. Allah SWT berwasiat kepada kita untuk berterima kasih kepada ibu bapak sesudah bersyukur kepada-Nya : “Dan kami wasiatkan (wajibkan) kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Luqman 31:14). Banyak cara untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tua, antara lain dengan memanggilnya dengan panggilan yang menunjukan hormat, berbicara kepadanya dengan lemah lembut, tidak mengucapkan kata-kata kasar (apalagi kalau mereka sudah lanjut usia), dan pamit jika ingin meninggalkan rumah.
Ketiga; Membantu ibu bapak secara fisik dan materiil. Misalnya yaitu jika sebelum berkeluarga dan mampu berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua (terutama ibu) mengerjakan pekerjaan rumah, dan setelah berkeluarga atau berdiri sendiri membantu orang tua secara finansial, seperti membeli pakaian, makanan, minuman, dan jika ibu sedang sakit kita yang membelikan obat. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa berapun banyaknya engkau mengeluarkan uang untuk membantu orang tuamu tidak sebanding dengan jasanya kepadamu : “Tidak dapat seorang anak membalas budi kebaikan ayahnya kecuali jika mendapatkan ayahnya tertawan menjadi hamba sahaya, kemudian ditebus dan dimerdekakannya.” (HR. Muslim).
Keempat; berdoa untuk kedua orang tua, semoga di beri oleh Allah SWT keampunan, rahmat dan lain-lain sebagainya. Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an doa Nabi Nuh memintakan keampunan untuk orang tuanya, dan perintah kepada setiap anak untuk memohonkan rahmat bagi orang tuanya. Allah berfirman: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil.” (QS. Al-Isra 17:24).
Birrul Walidain masih bisa di lakukan setelah orang tua meninggal dunia, dengan cara, menyelenggarakan jenazahnya dengan sebaik-baiknya, melunasi hutang-hutangnyamelaksanakan wasiatnya, meneruskan silaturahmi yang dibinanya di waktu hidup, memuliakan sahabat-sahabatnya dan mendoakannya.
Demikianlah beberapa bentuk birrul walidain yang bisa kita lakukan terhadap kedua orang tua baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia. Ketika orang tua kita sudah Semoga kita semua dijadikan anak yang selalu berbakti kepada kedua orang tua dan di jauhkan dari siksa api neraka.