Sabtu, Juni 21, 2025
  • Tentang Kami
  • Periklanan
  • Karir
Lensaparlemen.com
  • Parlemen
  • Nasional
  • Pemerintah
  • Berita Daerah
    • All
    • Lintas Jawa
    • Lintas Nusa
    • Lintas Sumatera

    Santuni 40 Yatim Piatu, Squad 05 Komitmen Perkuat Silaturahmi dan Saling Membantu.

    Rumah Semi Permanen Kembali Terbakar di Kapuk Muara

    Rumah Semi Permanen Kembali Terbakar di Kapuk Muara

    Sekjen PKS Minta Para Anggota DPRD PKS Bekerja Lebih Cekatan Menghadapi Pemilu 2024

    Sekjen PKS Minta Para Anggota DPRD PKS Bekerja Lebih Cekatan Menghadapi Pemilu 2024

  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Login
No Result
View All Result
Lensaparlemen.com
Home Nasional

“Ada hoaks di balik demo”: membedah keberhasilan strategi gaslighting pemerintah

Suranto by Suranto
Oktober 31, 2020
in Nasional
Reading Time: 3 mins read
0
“Ada hoaks di balik demo”: membedah keberhasilan strategi gaslighting pemerintah
0
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Twitter

Merespons protes publik yang begitu masif terhadap pengesahan (UU) Sapu Jagat Cipta Kerja pada 5 Oktober lalu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo berusaha mengklarifikasi informasi yang beredar di masyarakat tentang UU Cipta Kerja. Presiden mengatakan unjuk rasa yang berlangsung di jalan-jalan dipicu semata-mata dari hoaks dan disinformasi.

Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G. Plate mengulang tuduhan serupa dalam sebuah diskusi publik.

Related posts

Seminar Cyber Freedom: Bangkitkan Semangat Kepahlawanan, Lawan Ancaman Siber

Seminar Cyber Freedom: Bangkitkan Semangat Kepahlawanan, Lawan Ancaman Siber

November 12, 2024
Ketua DPRD DKI Jakarta Komitmen Perjuangkan Beasiswa Pendidikan Warganya Ke Luar Negeri

Ketua DPRD DKI Jakarta Komitmen Perjuangkan Beasiswa Pendidikan Warganya Ke Luar Negeri

Oktober 13, 2024

Sontak saja, para pendemo marah besar. Mereka mengatakan tuduhan ini berupaya untuk mendiskreditkan perjuangan rakyat yang menentang pembatalan UU Cipta Kerja yang tidak hanya proses legislasinya melanggar prosedur hukum tapi substansinya juga berpotensi melanggar hak asasi manusia (HAM).

Klaim Presiden Jokowi pun sudah dipatahkan oleh berbagai pihak.

Dapatkan catatan mingguan tentang isu penting politik dan masyarakat.
Tapi berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, strategi pemerintah sangat efektif dalam mengalihkan perhatian masyarakat dari demo.

Data dari CrowdTangle—alat yang merekam percakapan publik yang dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, seminggu sebelum pernyataan presiden terdapat 15.819 percakapan dengan kata kunci “cipta kerja” di Indonesia.

Berdasarkan total jumlah Likes, Comments, Shares, dan pemberian impresi Loves, Wow, Haha, Sad, Angry, dan Care di Facebook, konten yang paling mendominasi terkait demontrasi dan kejanggalan proses pengesahan UU.

Narasi UU Cipta Kerja sebelum dan sesudah pernyataan Jokowi. Author provided
Namun setelah adanya pernyataan demo dipicu hoaks, arah diskusi di ruang publik berubah. Dari 21.971 percakapan di Facebook yang dikumpulkan, narasi yang dominan adalah demonstran tidak paham substansi UU dan dukungan terhadap Jokowi.

Dominasi narasi pemerintah setelah Jokowi mengeluarkan pernyataan. The Conversation Indonesia, CC BY
Apa yang membuat manuver politik pemerintah, yang banyak pihak disebut dengan istilah gaslighting, berhasil?

Gaslighting
Strategi pemerintah melibatkan teknik retorika yang mengambinghitamkan pihak lain.

Pakar sastra dan filsafat Amerika Serikat Kenneth Burke menyebut praktik retorika yang sudah dikenal lama ini dengan istilah “scapegoating” atau pengambinghitaman.

Dalam perkembangannya, teknik mengambinghitamkan pihak lawan dengan tujuan untuk membingungkan publik publik dikenal dengan teknik gaslighting.

Dalam kaidah ilmu psikologi, teknik gaslighting ini merupakan salah satu strategi untuk menyerang lawan dengan mempertanyakan kredibilitas lawan tersebut

Kajian psikologi merujuk pelaku gaslighting memanipulasi korbannya dan lingkungan di sekitarnya agar korban percaya bahwa ia berhalusinasi dan tidak kompeten melakukan penilaian terhadap sesuatu hal.

Dalam konteks politik, fenomena penggunaan teknik gaslighting ini misalnya dilakukan dengan sangat terbuka dan berulang-ulang oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Selain Trump, Presiden Bill Clinton juga pernah melakukan taktik ini saat ia menyangkal melakukan hubungan seksual dengan Monica Lewinsky, dengan tujuan untuk melindungi keluarganya.

Teknik gaslighting ini juga digunakan untuk mempertahankan hegemoni rasial kulit putih atas kulit hitam di Amerika. Saat terjadi gerakan Black Lives Matter, misalnya, muncul juga narasi All Lives Matter yang dianggap memiliki tujuan terselubung yakni melanggengkan hegemoni kulit putih

Dalam melanggengkan hegemoni gender, teknik gaslighting hadir ketika muncul narasi yang menyerang perempuan sebagai makhluk emosional dan kurang rasional dibanding laki-laki. Dalam kasus kekerasan domestik di Amerika Serikat, institusi kedokteran dan hukum biasanya turut membangun narasi ini dengan melabeli korban kekerasan “gila” dan “emosional”.

Resep sukses gaslighting
Gaslighting dalam konteks politik termasuk bentuk kontemporer dari propaganda karena mengandung unsur manipulasi, kekuatan persuasi yang besar, efek persuasi yang masif.

Ada dua komponen dasar yang menentukan kesuksesan teknik gaslighting: disinformasi dan lingkungan yang mendukung narasi tersebut.

Ada dua jenis penyebaran disinformasi dalam teknik gaslighting. Yang pertama adalah menyampaikan disinformasi secara terencana untuk menutupi pelanggaran janji politik atau kesalahan yang diperbuat. Dan yang kedua adalah penyampaian disinformasi secara serampangan di berbagai kesempatan.

Selain penyebaran disinformasi, teknik gaslighting bisa bekerja efektif jika narasi yang dibangun mendapat dukungan.

Misalnya strategi gaslighting Trump sering kali berhasil karena narasi yang ia bangun diperluas oleh pendukung Trump di media sosial dan juga media-media partisan partai Republik.

Trump misalnya pernah mengaburkan informasi di media sosial dengan mencuit bahwa lawan politiknya ketika itu Hillary Clinton yang memulai isu bahwa mantan Presiden Barack Obama tidak memiliki akta kelahiran dari pemerintah Amerika Serikat. Narasi ini berhasil menarik perhatian media arus utama dan menjadi besar karena diperbesar oleh pendukung Trump di media sosial dan juga media-media partisan.

Pola yang sama juga terlihat dalam kasus pemerintah dengan narasi hoaks di balik demo. Narasi Presiden digaungkan oleh akun pendukungnya, seperti Denny Siregar dan laman Info Seputar Presiden

Dukungan dari Bank Dunia dan pengacara Indonesia terkemuka Hotman Paris juga dipakai untuk membentuk argumen dari narasi presiden bahwa UU ini baik bagi Indonesia. Media massa pun turut mendukungnya dengan pemberitaan yang memperkuat narasi tersebut.

Selain itu, teknik ini juga berhasil karena memanfaatkan kondisi politik yang semakin terpolarisasi sejak pemilihan presiden 2019. Hal ini mengakibatkan orang-orang yang berada di kubu Jokowi akan membela narasinya habis-habisan.

Previous Post

Sohibul Iman: Sumpah Pemuda itu tidak Takut Perbedaan dengan Mengupayakan Persatuan

Next Post

PKS akan Terus Akomodir Anak Muda di Struktur dan Jabatan Publik

Next Post
PKS akan Terus Akomodir Anak Muda di Struktur dan Jabatan Publik

PKS akan Terus Akomodir Anak Muda di Struktur dan Jabatan Publik

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BROWSE BY CATEGORIES

  • Berita Daerah
  • Ekonomi
  • Lintas Jawa
  • Lintas Nusa
  • Lintas Sumatera
  • Nasional
  • Olahraga
  • Parlemen
  • Pemerintah
  • Uncategorized

BROWSE BY TOPICS

#baladumkm #disparsumbar #kabupatentanahdatar #MakinCakapDigital #LiterasiDigital #SiberKreasi #DigitalCulture #DigitalEtihcs #DigitalSkills #DigitalSafety #LiDigSumatera1 #pemkotdepok #sandiagauno #tanahdatar Ahmad Yohan BIM BSA Corona Corona di Kota Depok Depok Dinas Pariwisata Pemprov Sumatera Barat Dispar Sumbar Dkr kota depok DPR RI Ekraf dan UMKM khas Ranah Minang Hj Nur Azizah Indonesia Kadistan Toli Kemenparkraf Kementan Kementerian Pariwsata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Komisi VIII Nur Azizah Kundapil Nur Azizah Tamhid NTB NTT Nur Azizah Tahmid Nur Azizah Tamhid PB ISSI PKS Reses Nur Azizah Tamhid Sandiaga Uno Sekda kota depok Sumatera Barat Sumbar Tasrif SH MH TdS 2021 Tolitoli Tour de Singkarak Tour de Singkarak (TdS) 2021 Tourism UMKM Wali Kota Depok

POPULAR NEWS

  • Muhammadiyah Memberi Masukan Kepada Pemerintah Hadapi Covid-19

    Muhammadiyah Memberi Masukan Kepada Pemerintah Hadapi Covid-19

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Syafril Pakar Pendidikan; Mendikbud Gagap Menghadapi Covid-19

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • CANTIKNYA BUKIT MUHAMMADIYAH DI MANGGARAI BARAT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Ribu Guru P3K Akan Kepung Kemendikbudristek, Apa Tuntutan Mereka?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hotel Triza: Akomodasi Yang Nyaman di Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Lensaparlemen.com

Ikuti Lensa Parlemen

Berita Terbaru

  • (tanpa judul)
  • (tanpa judul)
  • Seminar Cyber Freedom: Bangkitkan Semangat Kepahlawanan, Lawan Ancaman Siber
  • Tentang Kami
  • Periklanan
  • Karir

© 2020 Tim LensaParlemen.com

No Result
View All Result
  • Parlemen
  • Nasional
  • Pemerintah
  • Berita Daerah
    • Lintas Nusa
    • Lintas Jawa
    • Lintas Sumatera
  • Olahraga
  • Ekonomi

© 2020 Tim LensaParlemen.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In