Tamliha awalnya mengaku sempat melihat berlian tersebut di Belanda. Atas kembalinya berlian 70 karat itu, Tamliha menyarankan 2 cara serah terima dari Kerajaan Belanda ke pemerintah Indonesia.
“Saat berkunjung ke Belanda 2 tahun yang lalu atas fasilitasi Kedubes RI di Den Haag, saya pernah melihat langsung berlian simbol kerajaan Banjar yang dirampas oleh kolonial Belanda pada saat kerajaan Banjar dipimpin oleh Sultan Adam. Namun, mengingat belum siapnya fasilitas museum untuk keamanan berlian tersebut, maka, sebaiknya ada serah terima dengan 2 alternatif,” kata Tamliha, Senin (12/10/2020).
Cara pertama adalah serah terima kepada Dubes Indonesia di Den Haag dan berlian 70 karat itu dititipkan sementara di museum di negeri kincir angin itu. Cara kedua adalah berlian itu diserahkan langsung ke pemerintah Indonesia dan disimpan di Museum Nasional.
“Pertama, berlian tersebut diserahterimakan dengan Duta Besar Dan Berkuasa Penuh RI di Den Haag dan dititipkan kembali di museum tersebut dan suatu saat dapat diambil pemerintah Indonesia setelah ada museum yang representatif tersedia. Kedua, Kerajaan Belanda menyerahkan berlian tersebut kepada Presiden Indonesia dan disimpan di Museum Nasional di Jakarta dengan pengawalan dan sistem yang ketat,” ucap Tamliha.
Langkah selanjutnya, Tamliha menyarankan Pemprov Kalsel membangun museum. Nantinya, museum itu diharapkan bisa menyimpan sejumlah barang rampasan perang.
“Selanjutnya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan perlu membangun museum yang representatif untuk menyiapkan penyimpanan barang-barang rampasan perang, termasuk lukisan Syiekh Muhammad Arsyad bin Abdillah Al Banjari dan kitab asli yang ditulis oleh beliau di Leiden of University, Belanda,” ucapnya.
Dibangunnya museum itu diharapkan dapat mengundang wisatawan ke Kalsel. Pembangunan museum ini dinilai perlu oleh Tamliha.
“Museum tersendiri tersebut perlu dibangun oleh Gubernur Kalsel agar nantinya banyak wisatawan berkunjung ke Kalsel dan tidak menjadi sengketa antar sesama pewaris kerajaan Banjar. Apalagi Kalsel bukan daerah istimewa seperti DI Yogyakarta yang mana Kerajaan Banjar sudah tidak diakui secara konstitusional,” imbuhnya.
Sebelumnya, museum asal Belanda berjanji mengembalikan pusaka yang dijarah era kolonial ke negara asalnya, termasuk ke Indonesia. Salah satu barang yang kemungkinan dikembalikan adalah berlian 70 karat.
Dilansir dari The Guardian, Senin (12/10), pusaka berlian 70 karat milik Sultan Banjarmasin sempat diambil Belanda dari Indonesia. Berlian 70 karat itu dipajang di Rijksmuseum, Amsterdam.
“Jika itu bukan milik Anda, maka Anda harus mengembalikannya,” kata penulis laporan badan penasihat pemerintah, Lilian Gonçalves-Ho Kang You, saat mengusulkan komite independen.