Dimas Ekky Pratama merupakan wakil Indonesia di ajang Grand Prix Moto2 2019. Kepada CNNIndonesia.com, Dimas Ekky berbicara prediksi MotoGP 2020 dan minim dukungan untuk pembalap Indonesia ke ajang Grand Prix.
Dimas yakin Indonesia berpotensi memiliki wakil di balapan motor level dunia ke depan. Namun, hal itu hanya akan terwujud jika ada dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat.
Empat poin jarak Andrea Dovizioso di puncak klasemen MotoGP 2020 dengan Joan Mir di posisi keempat. Bagaimana Dimas melihat persaingan gelar juara dunia musim ini?
Ini situasi yang bagus buat semua rider. Semenjak Marc Marquez absen, semua jadi punya kesempatan tampil dan lebih pede dengan performanya. MotoGP musim ini jadi lebih seru karena tidak bisa ditebak siapa yang bakal finis di akhir musim.
KTM sekarang saya lihat sudah mulai konsisten. Tidak cuma pebalapnya tapi juga pabrikannya.
Yang pasti sih untuk gelar juara dunia tahun ini sulit diprediksi. Karena kalau kemarin saya lihat hasil di Misano yang punya potensi motor dengan paket yang paling komplet untuk long race itu Suzuki.
|
Tapi tapi untuk di awal-awal mungkin Suzuki agak keteter karena kalau kita lihat Joan Mir start di posisi 11 dia bisa finis di posisi kedua. Mungkin itu juga pengaruh dari pemilihan ban. Pol Espargaro ban belakang pakai soft, tapi kalau lihat timing lap by lap Joan Mir bisa lebih kencang dari catatan waktu Maverick Vinales.
Jadi saya pikir yang punya paket long race distance itu Suzuki. Tapi kita tidak tahu next race di Sirkuit Catalunya mungkin nanti ada motor Yamaha atau Ducati yang lebih kompetitif di situ. Kita akan lihat di FP1 atau 2. Tapi kalau lihat paket tahun ini Joan Mir dengan Suzuki paling kompetitif.
Pemilihan ban sangat penting untuk meraih kemenangan dan beberapa kali pembalap salah pilih. Seberapa rumit pemilihan ban sebelum balapan berlangsung?
Buat pembalap paling penting itu di FP1, FP2 dan FP3. Kenapa? Di situ pebalap bisa punya waktu buat repackage long race karena free practice itu 45 menit untuk MotoGP, di situ bisa cari apa yang kurang di simulasi. Biasanya di F2 karena sore, kemiripan suhu pengaruh [dengan balapan]. Kalau di FP1 pemilihan ban.
Kalau dari tim Moto2 tahun lalu, pengalaman saya dapat dari Dunlop kira-kira misalnya di Sirkuit Montmelo, Catalunya-Barcelona, komponennya ada hard dan soft, kita tinggal coba dari dua pilihan itu. Tapi di MotoGP lebih kompleks, jadi mereka lebih banyak memilih juga dan ada pengalaman tahun lalu pakai ban apa di sirkuit yang sama untuk bisa jadi acuan mereka buat setelan dan pemilihan ban.
Mungkin seperti tahun kemarin, ada tambahan di Moto2 untuk coba ban baru di seri yang terakhir. Jadi bannya lebih bagus di beberapa lap awal, tapi di tengah ke finish lebih cepat habis kalau pemakaian kita agresif. Mungkin di MotoGP pun ada yang seperti itu.
Pasti sangat rumit karena kenapa? Balapan itu bukan race one lap, tapi long distance race, apalagi MotoGP rata-rata sekitar 20-28 lap per balapan tergantung sirkuit.
Musim ini sulit ditebak. Apakah Dimas sepakat dengan anggapan MotoGP 2020 sulit diprediksi karena tidak adanya Marc Marquez?
Kalau di bilang enggak ada Marquez sih ya. Marquez kan yang paling dominan, yang paling kuat dan yang paling stabil sampai saat ini. Menurut saya masih Marquez.
Tapi karena dia cedera cukup parah di Jerez, mungkin itu membuka kesempatan dan mental rider lain yang di second group untuk masuk front row, seperti Brad Binder, Miguel Oliveira, Francesco Bagnaia sampai Joan Mir kan dapat podium pertama di MotoGP.
Memang sulit ditebak. Saya lihat sekarang yang finis paling konsisten Joan Mir. Tapi Andrea Dovizioso juga jangan dianggap sebelah mata. Saya ingin Dovizioso bisa finis di Ducati dengan gelar juara. Tapi kan kita tidak tahu, MotoGP musim ini bakal seperti apa.
Seperti apa prediksi Dimas dengan balapan MotoGP Catalunya?
Yang pasti balapan di Catalunya lebih susah sulit ditebak karena waktu balapan SuperBike musim lalu itu sempat ada hujan di tengah balapan super sport. Apalagi sekarang sudah masuk September akhir dan masuk musim hujan. Ada kemungkinan ada race flag-to-flag, misalkan di tengah lomba ganti cuaca. Di Moto2 hampir hujan, di MotoGP panas lagi.
Saya tidak bisa menebak sih, nanti bisa ketebak setelah FP1, siapa yang bisa pilih pakai ban apa, siapa pebalap yang dominan di Catalunya. Tapi berat untuk diprediksi.
Ada pesan-pesan masukan untuk Andi Gilang yang tampil di Moto2 2020?
Untuk sukses di Moto2 atau MotoGP sebenarnya kalau saya berharap masih ada dukungan atau kesempatan besar ke saya pribadi. Saya rasa saya masih pantas dan bisa, karena kenapa? Kemarin tahun pertama saya dan kemarin banyak sirkuit yang saya tidak kenal, terus juga saya dapat kecelakaan, dan kecelakaan saya itu karena saya ditabrak Marco Bezzechi dan itu murni bukan kesalahan saya.
Saya rasa saya ada di level yang sudah agak tinggi, kalau bisa dapat dukungan lebih, kita pasti bisa bantu rider untuk improve. Penting untuk beradaptasi dan dapat setelan untuk lebih konsisten di balapan.
Malaysia saja bisa, contoh Hafiz Syahrin bisa podium, kita sama-sama dari Asia kenapa tidak bisa? Tapi balik lagi, kita lihat dukungan buat Hafiz seperti apa dan dukungan untuk saya atau yang sedang race sekarang seperti apa.
![]() |
Jadi kita enggak bisa di Moto2 level kalau kita tidak sama-sama. Kita tidak bisa membandingkan karena saya sudah merasakan seperti apa. Kalau mau sama-sama, dukungan seperti Hafiz, mungkin akan beda cerita.
Apa kesulitan terbesar saat tampil di ajang Moto2?
Dukungan sih yang kesulitannya di Moto2. Lalu beberapa trek baru, jadi kompleks sebenernya. Tapi intinya dukungan yang kurang di sini, dari tim dari pemerintah.
Apa Dimas Ekky yakin ada pembalap Indonesia yang bisa meraih sukses di Moto2 dan menembus MotoGP?
Itu yang saya bilang tadi, dukungan dari pemerintah khususnya. Kenapa negara tetangga, kita kalau mau berpikir sebenernya negara serumpun, Malaysia mereka bisa punya tim di MotoGP, Moto2, Moto3 dan selalu konsisten ridernya ada di kelas tersebut. Mereka juga punya event MotoGP.
Kita tidak usah berpikir terlalu jauh. Kita berharap nanti ada MotoGP Indonesia, terus nanti ada dukungan konsisten dari pemerintah. Insya Allah nanti bisa ada rider-rider Indonesia tembus sampai ke atas.
Kira-kira butuh waktu berapa lama lagi ada pebalap Indonesia yang tampil di MotoGP?
Ya, mungkin kalau dukungan lebih jelas, lebih terbuka, mungkin 4-5 tahun lagi. Karena kan kita ingat tahun depan kalau jadi akan ada MotoGP Mandalika dan itu jadi yang pertama setelah 1997. Seenggaknya ada pebalap-pebalap kita yang bisa coba trek lebih awal atau persiapan latihan trek, setidaknya di rumah sendiri bisa lebih bagus penampilannya.
Momen yang tidak bisa dilupakan saat tampil di Moto2?
Yang pasti momen yang tidak bisa dilupakan saat kita bawa bendera Merah Putih di event dunia dan bisa bersaing, bersaing dengan pembalap top dunia.
Dan ini saja saya sudah bangga, walaupun tidak ada dukungan dari pemerintah Indonesia, tapi tetap bangga membawa nama bangsa.