Anggota DPR yang juga Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid prihatin, dengan jumlah korban covid-19 yang gempa record, baik korban di kalangan masyarakat, maupun di Tenaga Kesehatan (NaKes), dari Dokter hingga Perawat.
Karenanya HNW meminta kepada Pemerintah untuk memaksimalkan usaha mengatasi penyebaran covid-19 dengan memaksimalkan kepedulian dan keberpihakan kepada SDM Kesehatan yaitu para Dokter dan Perawat, serta Tenaga Rumah Sakit yang tidak mungkin berinteraksi dengan mereka juga bisa mengelola korban covid-19 dari sisi Kesehatan.
“Dengan bertambahnya korban covid-19 dari kalangan Dokter, Perawat dan RS, tentu sangat mengkhawatirkan,” ungkapnya.
Peringatan Pemerintah bahwa semua bisa dilakukan oleh menyegerakan realisasi janji dan aturan yang telah diumumkan dan disepakati dengan DPR RI.
“Pemerintah harusnya segera membayarkan insentif dan santunan untuk Tenaga Kesehatan yang Covid-19, termasuk para dokter dan perawat yang meninggal akibat virus tersebut,” terang Hidayat.
Menurutnya, hal itu sangat kedekatan mengingat lonjakan kasus dan jumlah korban yang meninggal, pada beberapa bulan yang tentu meningkatkan beban kerja dan beban psikologis para tenaga kesehatan dan Rumah Sakit.
Tenaga kesehatan makin banyak yang meninggal. Dokter dan perawat yang masih aktif, terkuras tenaga dan mentalnya untuk teman pasien Covid-19 yang terus terus menerus berdatangan, sehingga pasti mereka kesulitan mengurus birokrasi administrasi terkait insentif itu. Maka Pemerintah harusnya memudahkan dan menjemput bola ke lapangan, agar Tenaga Kesehatan tersemangati karena merasa perhatian yang serius dan jujur dari Pemerintah, ketika insentif yang sudah dijanjikan Pemerintah itu segera diberikan. Kalau Pemerintah bisa keluarga siap membayarkan Rp 3 Triliun untuk pembayaran awal vaksin-19 dari Sinovac yang belum bisa dipastikan hasil uji klinisnya, wajarnya untuk para Dokter, Perawat dan RS Pemerintah bisa memberikan realisasi janjinya yang diatur jauh lebih sedikit dari anggaran pembelian vaksin dari sinovac itu ”,
Karenanya, pria yang akrab disapa HNW dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR-RI dengan Sekretaris Utama BNPB (09/09/2020), menagih komitmen yang disampaikan oleh BNPB dalam raker dengan Komisi VIII sebelumnya (13/07/2020).
Dalam raker tersebut, setiap dokter yang wafat akibat paparan Covid-19 akan diberikan santunan sebesar Rp 300 juta, sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan 278/2020 tanggal 27 April 2020.
Selain memberikan santunan, Keputusan Menteri Kesehatan tersebut juga menyebutkan bahwa tiap Nakes yang memberikan pelayanan Covid-19 juga mendapat insentif per bulan sebesar Rp 15 juta untuk dokter spesialis, Rp 10 juta untuk dokter umum, dan Rp 5 juta untuk tenaga medis lainnya.
HNWingatkan bahwa para Nakes sudah bekerja keras dan berkurban sehingga banyak yang wafat. Maka wajarnya janji Pemerintah kepada mereka berupa pemberian insentif dan santunan pada keluarga yang ditanggapi harusnya dilaksanakan, mengingat hingga akhir Juni 2020 insentif yang disalurkan baru sebesar Rp 226 Miliar dan santunan untuk 47 dokter meninggal sebesar Rp 14,1 Miliar, dari total anggaran Rp 5 , 6 Triliun.
Sedangkan jumlah Dokter yang gugur, menurut PB IDI sudah lebih dari 100 Dokter. Dan menurut PPNSI jumlah Perawat yang gugur mencapai 69 perawat.
Dalam RDP tersebut, Sekretaris Utama BNPB menyampaikan kembali komitmennya untuk menjamin adanya bantuan dari Pemerintah bagi tenaga medis dan tenaga pendukung medis yang meninggal dunia akibat Covid-19, dan komitmen itu tercatat menjadi keputusan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR-RI.
Menurut HNW, komitmen BNPB selaku pimpinan dalam satuan tugas Covid-19 harus benar-benar dilaksanakan atau dapat mendorong untuk mensegerakan realisasi insentif dan santunan untuk Tenaga Kesehatan Dokter baik, Perawat, baik yang sudah gugur maupun yang masih terus aktif korban covid-19.
“BNPB menjamin insentif dan santunan Nakes akan segera disalurkan. Maka jangan sampai alasan administratif dan operasional masih dijadikan belum terealisirnya janji dan komitmen BNPB / Pemerintah itu. Covid-19 sudah menyebar di Indonesia lebih dari 6 bulan, korban semakin membanyak bahkan menembus, dan 59 negara sudah menutup pintu bagi WNI, dan 11 negara sudah menasehatkan warganya untuk tidak datang ke Indonesia. Dalam kondisi itu, sudah lebih 100 dokter dan 69 perawat yang wafat, banyak RS yang juga terdampak. Realisasi komitmen BNPB dan Pemerintah itu diharapkan akan jadi angin segar yang menyemangati para Tenaga Kesehatan untuk mengatasi covid-19, karena itu akan dianggap sebagai penghormatan dan apresiasi terhadap Dokter dan Perawat dan RS, para Pahlawan Kemanusiaan lawan covid-19