Problematika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tarik menarik kepentingan politik dengan kekuasaan dan kekuatan.
Budaya itu berlangsung sejak Reformasi dimana kekuatan partai politik (Parpol) sangat signifikan pengaruhnya dalam politik tingkat pusat maupun daerah.
Terkini kesiapan Pilkada Mabar 2020 mencerminkan watak kekuatan dan kekuasaan partai politik sehingga benar-benar terjadi transaksi politik.
Pasangan yang sebenarnya berada di baliho-baliho kemudian berubah karena transaksi politik. Siapa yang kuat akan berkuasa untuk mendapatkan pengaruh dan di berikan kekusaan oleh partai pada para calon tersebut.
Ini adalah fakta atau kenyataan di lapangan sehingga kekutan kapitalisme menjadi tolok ukur dalam menyaring kepemimpinan di Kotaku.
Hal ini sudah lama berlangsung, bisakah rakyat di kotaku sebagai pemilih merubah watak itu menjadi watak rakyat yang berdaulat, rakyat yang cerdas, rakyat yang bebas terbelenggu oleh kekuatan kapitalisme itu..?
Karena itu rakyat yang cerdas menilai dan memilih dengan hati nuraninya mempertimbangkan kebaikan dan keburukan.
Maka dari itu sebagai para intelektual harus cerdas dan cermat dalam memilih hilangkan kezaliman demi sebuah kebaikan dan kebahagiaan Mabar Lima tahun kedepan.
Dan bagi kampungku Desa Golo Sengang tunjukan bahwa kita memang pantas di katakan sebagai Desa Modern, maksudnya modern cara berfikir kita dalam peradaban, itu yang dinamakan modern, bukan malah kembali ke zaman jahiliyah yang di mana kekuatan yang mereka gunakan adalah kekuasaan. Dan saya rasa Desa kita jauh dari itu semua.
Aamiin.
Salam cerdas untuk memilih pemimpin di Kotaku.
Olah fikir bersama cendikia milenial.
Cirendeu, 26 Mei 2020
Muhamad Sahidin; Putra Cereng, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta