Lensaparlemen.com – 70 persen irigasi desa yang dikelola masyarakat desa di kabupaten Sukabumi kondisinya rusak. Seiring Rencana pemerintah yg mau meningkatkan produksi, maka perbaikan irigasi ini jarus menjadi perhatian Kementan. Demikian disampaikan anggota komisi IV DPR-RI dari fraksi PKS, Slamet.
Menurut Slamet, Ini tentunya masalah besar buat para petani di dapilnya, Kabupaten Sukabumi. Oleh sebab itu, pihaknya berharap pemerintah pusat bisa memberikan perhatian cukup kepada para petani di Kab Sukabumi.
“Berdasarkan data dari dinas pertanian Kabupaten Sukabumi, jumlah irigasi tersier atau irigasi desa yang dikelola oleh dinas pertanian sebanyak 864 unit. Tujuh puluh persenan dalam kondisi rusak. Ini mengaliri lahan sawah seluas 25 ribu hektar,” bebernya.
Persoalan irigasi, lanjut Slamet, merupakan masalah penting. Sebab, sambung dia, berhasil tidaknya para petani bercocok tanam sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air. Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah harus bisa menyelesaikan persoalan tersebut.
“Suplai air ke sawah merupakan sebuah kewajiban pemerintah. Oleh sebab itu, supaya air sampai ke sawah-sawah para petani harus segera diperbaiki irigasinya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala dinas pertanian kabupaten Sukabumi, Sudrajat membenarkan 70 persen irigasi yang dikelola dinas pertanian kondisinya rusak. Pihaknya berharap pemerintah pusat bisa membantu perbaikan irigasi tersebut.
Menurut Adjat, Pemda setiap tahun melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kemampuannya. Namun, kata dia, kondisi Irigasi yang diperbaiki dengan yang rusak setiap tahunnya tidak sebanding.
”Karena kondisi alam sekarang jika datang hujan itu terkesan banjir, jumlah air melebihi kapasitas saluran irigasinya, sehingga saluran Irigasi jadi rusak,” papar Sudrajat.
“Pemda memohon dengan sangat pemerintah Pusat agar memusatkan perhatiannya terhadap rehabilitasi inprastruktur jaringan Irigasi Desa. Karena petani sedang menunggu perhatian pemerintah Pusat,” pungkas adjat.